Minggu, 08 Mei 2011

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 1 PULAU BALANG LOMPO)

III. METODOLOGI PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Studi kasus (case study) adalah suatu penelitian kualitatif yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tapi dalam satu kantor kecamatan, dan sebagainya (Sukmadinata, 2006: 64). Case Study Research (CSR) pendidikan merupakan suatu penelitian atau pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus (case) pendidikan (pembelajaran) dalam konteksnya secara natural (alami) tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Kasus (case) bisa dalam bentuk: (a) sederhana atau kompleks; (b) individual (kasus tunggal) atau kelompok (cluster / multi kasus); (c) statis atau dinamis  (Yin, Robert, K. 1981). Studi kasus ini digunakan untuk mengetahui gambaran implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VII di SMP Negeri I Pulau Balang Lompo.
B.       Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pulau Balang  Lompo dengan subyek penelitian adalah guru mata pelajaran matematika dan  siswa kelas VIIA dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 17  laki-laki dan 15  perempuan. Peneliti bertindak sebagai guru matematika di kelas tersebut, dan dalam penelitian ini menggunakan satu observer. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran yang kaya tentang implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VII di SMP Negeri I Pulau Balang Lompo.

C.    Instrumen Penelitian
Menurut beberapa buku penelitian kualitatif, instrumen penelitian kualitatif yang utama adalah peneliti itu sendiri. Sebagai instrument tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal tes.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Menurut Robert K. Yin (Ariani, 2010), teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:
1.        Lembar  Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Studet Teams Achievement Divisions) dalam  Pelaksanaan Belajar Mengajar (PBM) di kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai proses pelaksanaan dan kualitas pembelajaran baik sebelum pembelajaran dimulai sampai kepada kegiatan penutup pembelajaran. Kriteria penilaian dibagi menjadi empat bagian penilaian yaitu: bobot 1 jika komponen yang diteliti tidak terlaksana dalam proses pembelajaran, bobot 2 diberikan jika pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada kategori kurang, bobot 3 diberikan jika pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada kategori cukup, dan bobot 4 diberikan jika pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada kategori baik.
2.        Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sekumpulan pertanyaan sehubungan dengan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Studet Teams Achievement Divisions) yang diajukan secara langsung kepada guru mata pelajaran dan siswa-siswa di kelas tersebut.
3.        Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui gambaran sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes yang diberikan.
E.       Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi yang menggambarkan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Studet Teams Achievement Divisions) dalam proses pembelajaran matematika  pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Pulau Balang Lompo.
Robert K. Yin (Ariani, 2010) merekomendasikan enam tipe sumber informasi yaitu: (1) dokumentasi yang terdiri dari surat, memorandum, agenda, laporan-laporan suatu peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil evaluasi, klipping, artikel; (2) rekaman arsip yang terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei, daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti buku harian, kalender, dan sebagainya; (3) wawancara biasanya bertipe open-ended; (4) observasi langsung; (5) observasi partisipan dan (6) perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan teknologi, alat atau instrument, pekerjaan seni dan lain-lain. Lebih lanjut Yin mengemukakan bahwa keuntungan dari keenam sumber bukti tersebut dapat dimaksimalkan bila tiga prinsip berikut ini diikuti, yaitu: (1) menggunakan bukti multisumber; (2) menciptakan data dasar studi kasus, seperti: catatan-catatan studi kasus, dokumen studi kasus, bahan-bahan tabulasi, narasi; (3) memelihara rangkaian bukti. Tipe analisis dari data ini dapat berupa analisis holostik, yaitu analisis keseluruhan kasus atau berupa analisis terjalin, yaitu suatu analisis untuk kasus yang spesifik, unik, atau ekstrim (Kusmarni, 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar